Empat Bulan, Omzet dari Rp200 Jutaan Tembus Rp1 M
Category:beritaSumatera Ekspres, Medan – SUKSES: john Hasibuan (kiri) bersama adiknya Ananda Hasibuan yang sukses jualan durian setelah memanfaatkan promosi gratis Google Bisnisku. Foto: Martha/Sumatera Ekspres
Para pedagang durian di Sumsel boleh meniru kesuksesan Johan Hasibuan. Mengusung brand Ucok Durian Singlet, pria itu kini punya pendapatan Rp1 miliar lebih per bulan. Hanya dari jual beli durian dan produk turunannya. Seperti apa?
Di era globalisasi saat ini, sudah saatnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) melek teknologi. Dengan begitu, beragam cara promosi produk bisa dilakukan. Salah satunya secara online. Nah, Google Indonesia menyediakan fasilitas itu.
Bang Ucok, panggilan akrab Johan telah melakukan itu. Dia meng-online-kan bisnis jual beli curiannya secara online. Yang dipilihnya, fitur Google Bisnisku yang disediakan Google secara gratis untuk masyarakat.
“Satu bulan pertama setelah memanfaatkan Google Bisnisku, perkembangan penjualan mulai terasa,” ungkap Bang Ucok didampingi adiknya, Ananda Hasibuan di kedai durian mereka di Jl Pelajar, Medan. Mulanya, total penjualan durian yang mereka usahakan hanya sekitar 2,5 ton per bulan.
Sejak gabung di Google Bisnisku sejak Mei 2016, kini penjualan per bulan mencapai 25 ton atau naik 10 kali lipat. Tak heran omzetnya kini per bulan mencapai Rp1 miliar untuk penjualan secara online saja. Belum lagi pembelian langsung di kedai mereka dan transaksi pencari durian.
Untuk pengiriman sudah merambah hingga ke wilayah Timur Indonesia seperti Makassar, Manado, Denpasar dan Lombok. “Karenanya kami telah buka gudang di Jakarta,” jelasnya yang merintis usaha jual beli durian ini sejam 1998 lalu. Selain untuk memperpendek rantai distribusi, keberadaan gudang itu juga untuk meyakinkan calon pembeli.
Memanfaatkan promosi gratis di Google, mereka yang mencari durian cukup berbagai keyword (kata kunci) di Google Dearch seperti durian Medan, Ucok durian, pencake durian dan lain-lain. Keyword pancake juga bisa dipakai karena Bang Ucok juga menjual pencake durian.
“Kalau duriannya kami jual utuh bersama kulit, bisa durian kupas atau daging curiannya saja. Tergantung permintaan pembeli,” tuturnya sembari mengatakan kalau visi awal mereka memanfaatkan online ini karena ingin memasarkan durian Medan hingga ke seluruh pelosok Indonesia.
Diakui Bang Ucok kalau tak mudah menumbuhkan kepercayaan pembeli terhadap bisnis durian online-nya ini. Meski sudah dijabarkan jelas dalam website, tapi tetap saja calon pembeli banyak yang menghubungi langsung. Padahal, dalam website juga telah ditampilkan foto-foto kedai, aktivitas jual beli dan produk durian yang dijual. Mereka bertanya banyak hal.
“Ada pembeli yang sepertinya kurang puas kalau tidak ngomong langsung dengan penjualnya, atau mungkin takut tertipu. Kalau sudah begitu, kadang kami fotokan KTP dan kirimkan ke pembeli. Kami juga persilakan mereka cek langsung gudang kami di Jakarta, agar percaya,” tambah Ananda Hasibuan.
Mengerti kemauan pelanggan diakui Ananda salah satu kunci majunya usaha mereka. Kualitas durian yang dijual pun pilihan. Bebas mentah, asam dan hambar. “Nah, yang jago soal itu ya Bang Ucok,” tandasnya. Dengan banyaknya pedagang durian, tentu tak mudah mendapatkan stok durian berkualitas baik dalam jumlah yang begitu banyak. Garansi pun mereka berikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pembeli yang kurang atau tidak puas.
“Bagi yang merasa buah durian yang dibeli tidak enak, mereka dipersilakan menukar dengan yang baru. Kami juga berikan garansi uang kembali,” tutur Ananda sembari sesekali melayani pembeli yang datang langsung ke kedai mereka. Seiring dengan majunya usaha tersebut, makin banyak tenaga kerja yang terserap. Secara tidak langsung Ucok Durian Singlet telah membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran. “Ada sekitar 30 karyawan yang ada di bawah manajemen kami saat ini,” imbuhnya.
Dengan menapak kemajuan yang telah dicapai saat ini, Ananda selaku marketing kini memikirkan untuk pengembangan wilayah distribusi usaha. Yang dibidik seperti Samarinda, Maluku, Ternate hingga Papua. “Kalau pengiriman ke Palembang ada juga, rata-rata dari pembeli online,” tukasnya.(tha/ce1)
Sumber: http://www.sumeks.co.id/sumeks/19710-empat-bulan-omzet-dari-rp200-jutaan-tembus-rp1-m